
Sepedih apapun penyesalan, asalkan anda masih
memiliki banyak waktu untuk mencoba kembali, maka peluang untuk sukses masih
terbuka lebar.
Namun, akan sangat menyakitkan bila anda harus menyesali kegagalan yang tidak lagi ada peluang untuk sekedar mencoba kembali, apalagi untuk mewujudkan harapan.
Tahukah anda bahwa penyesalan yang menyakitkan ini kini benar-benar ada di depan mata anda?
Anda tidak percaya??
Simaklah firman Allah Ta'ala berikut ini:
Namun, akan sangat menyakitkan bila anda harus menyesali kegagalan yang tidak lagi ada peluang untuk sekedar mencoba kembali, apalagi untuk mewujudkan harapan.
Tahukah anda bahwa penyesalan yang menyakitkan ini kini benar-benar ada di depan mata anda?
Anda tidak percaya??
Simaklah firman Allah Ta'ala berikut ini:
وَأَنفِقُوا مِن مَّا
رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ
لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ
الصَّالِحِينَ
"Dan berinfaklah dari sebagian harta yang telah Kami
berikan kepadamu, sebelum datang kepadamu kematian, sehingga setelah datang
kematian engkau berkata: wahai Rabb ku, andailah Engkau memberiku tangguh walau
sesaat saja, agar aku dapat bersedekah dan termasuk orang- orang yang shalih.
(Al-Munafiqun: 10)
Penyesalan setelah kematian, apalah artinya?
Penyesalan setelah kematian, apalah artinya?
Setelah kematian, kehidupan dunia tempat beramal shalih telah berlalu, dan yang tersisa hanya
pertanggung jawaban atas segala perbuatan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ
نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Allah tidak akan menunda seorang jiwapun apabila telah tiba ajalnya, sedangkan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. ( Al-Munafiqun: 11)
Kawan....
Lalu hingga kapan anda akan menunda dan menunda pertaubatan?
Sampai kapan anda akan menunda dan menunda amal ibadah??
Mungkinkah anda sedang menantikan datangnya ajal agar tumbuh keinginan
untuk beramal???
Ssstttt...Jangan lihat kiri kanan depan belakang atas bawah!
Mulailah dari diri kita masing-masing...
Penulis: Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri
(dengan sedikit tambahan dan editan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika anda ingin komentar, namun mohon gunakan bahasa yang santun..syukran